Tunggul Ametung, Ken Dedes dan Ken Arok [1]

ken arok2Namanya Tunggul Ametung, Sejarah kisahkan dirinya dalam kitab-kitab lama. Apakah ia ada atau tidak, saya tidak tahu. Saya hanya jumpai ia dalam cerita, dalam pelajaran sejarah, atau dulu yang kita sebut PSPB. Ia menjadi akuwu, semacam camat atau walinagari kalau ia di SUMBAR barangkali. Akuwu Tumapel, dibawah daerah kekuasaan kerajaan Kadiri. Sejarah yang saya tahu tentangnya seperti ini. Dengan mengabaikan sebesar apa distorsinya, saya terima saja dulu sejarah ini. Jaman Tunggul Ametung ini, Kadiri dipimpin oleh raja Kartajaya. Delapan atau sembilan abad yang lalu.

Suatu ketika, ia turun ke salah satu daerah dibawah pemerintahannya. Bahasa keren hari ini, blusukan. Ia tertarik, -kalau lah tak boleh dibilang terperdaya- dengan Ken Dedes. Karena tak sabar menunggu ayah Ken Dedes, Mpu Parwa, akhirnya ia culiklah Ken Dedes. diboyong ke Tumapel. Tentu menjadi istri ibu camat Tumapel. AKhirnya Mpu Parwa marah ketika tahu anaknya diculik, dan bersumpah bahwa yang menculik anaknya akan mati diujung keris.

Adalagi namanya Ken Arok, dulunya ia  buronan kerajaan Kadiri. Tetapi dapat suaka dari Lohgawe, pendeta dari India. Hingga di Tumapel, diangkat lah ia menjadi pengawal akuwu Tumapel. Jika ini kejadian hari ini, Semacam Pengawal pribadi raja barangkali. Yaa, pengawal pribadinya Tunggul Ametung. Lohgawe juga bercerita pada Ken Arok tentang ramalan bahwa Ken Dedes akan melahirkan raja-raja besar. Ini membuat Ken Arok yang dulunya sudah tertarik, semakin tertarik pada Ken Dedes. Kemudian ia bertekad, bahwa Ken Dedes harus ia rebut dari Tunggul Ametung. Raja yang memberikan suaka padanya atas status buronan pemerintah pusat.

 

Dijalankanlah konspirasi, dengan bantuan Keris buatan Mpu Gandring (yang seingat saya nama keris itu panjang sekali) Ken Arok bertekad menghabisi nyawa Tunggul Ametung. Demi apa? Demi mendapatkan orang yang dicintainya.

Ken Arok bukan orang bodoh, yang tak paham strategi. Ia bukan orang yang tak paham bagaimana bersiasat. Keris Mpu Gandring, akhirnya ia pinjamkan pada Kebo Ijo, temannya sesama pengawal pribadi Tunggul Ametung. Kebo ijo, -orang yang suka pamer- dipilih Ken Arok sebagai target konspirasi mungkin karena sifat dia yang suka pamer. Akhirnya, pada semua orang ia pamerkan keris baru miliknya, bukan milik Ken Arok. Dan semua mengetahui akhirnya bahwa itu adalah keris Kebo Ijo. Bukan keris Ken Arok.

Eksekusi akhir dari konspirasi ini akan dilancarkan. Ken Arok mencuri keris yang ia telah pinjamkan pada Kebo Ijo pada malam hari dan kemudian ia membunuh Tunggul Ametung dengan keris itu. Dan membiarkan keris itu tetap tertancap pada tubuh Tunggul Ametung. Tumapel gempar, raja mereka mati dibunuh. dan Kebo Ijo jadi tumbal konspirasi Ken Arok. Ia dihukum atas apa yang ia tidak lakukan, dengan harga nyawanya. Ya, hukuman mati dan dengan keris yang dulu ia bangga-banggakan.

Dan Ken Arok, mendeklarasikan dirinya sebagai Raja Tumapel. Menggantikan orang yang dulu memberinya perlindungan ketika dikejar-kejar oleh kerajaan Kadiri. Dan ia juga kemudian mendapatkan Ken Dedes. Wanita yang ia ia kejar-kejar dari dulunya. Mungkin ini kisan CLBK, Cinta Lama Belum Kelar.

“Karir” Ken Arok

Tak cukup menghabisi akuwu –pak camat- nya saja, Ken Arok akhirnya mengakhiri kisah kejayaan kerajaan Kadiri. Kertajaya yang dulu mengejar, dan menjadikannya buronanpun sukses ia habisi. Ia akhirnya dirikan kerajaan Singosari, seiring dengan berakhirnya kerajaan Kadiri. Ia telah sukses mengkudeta Kadiri. Itulah dendam, sukses siklusnya diputus.

Dan Ken Dedes, waktu itu sedang mengandung anak dari Tunggul Ametung ketika dibunuh oleh Ken Arok. Anak Tunggul Ametung dan Ken Dedes ini bernama Anusapati, dan ia mendesak ibunya untuk memberi tahu mengenai siapa ayah kandungnya. Desakan itu membuahkan hasil bahwa ayahnya adalah Tunggul Ametung, bukan Ken Arok. Dan ia juga akhirnya tahu kalau yang membunuh ayah kandungnya nya juga Ken Arok, ayah angkatnya.

Sejarah juga menceritakan pada kita, bahwa ternyata Ken Dedes juga adalah saksi pembunuhan Tunggul Ametung. Dan anehnya, ia bersedia menikahi orang yang membunuh suaminya, Ken Arok. Ini menguatkan bahwa mereka sebenarnya sebelumnya memang saling mencintai. Mengingat bahwa ia diboyong raja juga tanpa ijin dari orang tuanya. Semacam paksaan, kurang lebih. Hingga ini semakin menguatkan tekat Ken Arok, selain dari pada ramalan Lohgawe, bahwa Ken Dedes harus direbut.

Akhir kisah Ken Arok

Dendam itu diwariskan. Yaa, siklusnya sulit diputus tanpa keredhaan. Dan Anusapati tak memiliki keredhaan itu. Ia akhirnya bunuh ayah angkatnya, Ken Arok. Dengan memanfaatkan pembantunya, yang akhirnya ia juga bunuh untuk menghapus jejak, maka berakhirlah kisah Ken Arok. Dari Anusapati ini akhirnya lahir raja-raja besar Majapahit dan Singosari. Kertanegara, Wisnuwardhana, Raden Wijaya, dll. Kisah ini  setidaknya menguatkan ramalan Lohgawe.

 

Hikmah

Terlepas benar salah kabar yang kita teriba, sejarah yang kita dapat, “siroh” yang kita dalami, sejauh apapun distorsinya tetap saja kita bisa ambil hikmah. Sebesar apapun  deviasi historinya, hikmah tetap membersamai

  • Apa-apa yang kita peroleh, akan hilang kurang lebih sama dengan cara kita memperolehnya. Jika kita peroleh dengan meninggalkan duka, ia akan hilang dengan meninggalkan duka. Seperti Tunggul Ametung mendapatkan Ken Dedes, dengan cara tragis. Ia juga telah kehilangan Ken Dedes dengan cara yang tak kalah tragis. Yang ia dapatkan dengan dicuri, akan hilang darinya dengan cara dicuri. Kerajaan yang ia dapatkan dengan membunuh, hilang darinya juga dengan cara dibunuh. Ia mendapatkan kekuasaan dari orang dekatnya dan ia kehilangan itu juga diambil orang dekatnya. Seperti Kisra Parsi, yang dikudeta anaknya.
  • Dendam itu diwariskan. Tak ada yang bisa menghapuskannya kecuali keredhaan dan kerelaan. Akhir kisah cerita kerajaan kadiri, singosari, majapahit, sedikit banyak masih ada bersisa tentang pewarisan dendam. Titah kisah Tunggul Ametung.
  • Konspirasi bukanlah hal yang baru. Jangan terlalu  mudah memakan hal-hal yang tampak. Karena banyak orang terpental bukan karna yang kasat mata. Banyak yang jatuh karena pasir dan kerikil kecil. Bukan karena batu kali.
  • Cinta sejati tak pernah akur dengan pemaksaan. Wajar saja jika Ken Dedes tidak membongkar siapa pembunuh suaminya, karena itu adalah suami “terpaksa” nya. Mungkin saja cinta sejatinya Ken Arok, akan tetapi cara yang salah dari Ken Arok membuatnya tak bisa tuntaskan kisah cinta sejatinya dengan baik.
  • Cinta sejati punya jalan sendiri untuk kemuaranya.  Yah, kok jadi bahas cinta. Tapi tak mengapa, karena banyak kisah kerajaan sepaket dengan cerita cinta. Jika saja kita berandai bahwa Ken Arok tidak membunuh Tunggul Ametung, bukan berarti bahwa Ken Dedes takkan pernah jadi miliknya. Tuhan punya alur sendiri, tapi kadang ketidaksabaran bisa jadi membuat akhirnya tak seindah yang semestinya.

Yaah, ini saja kisah sejarah hari ini. Sejarah hari ini, adalah pengulangan sejarah kemaren-kemaren. Sejarah esok, adalah pengulangan-pengulangan hari ini. Hanya saja dengan tokoh dan lakon yang beda, dengan sedikit revisi alur dan kisah. Tiada sebaik-baik yang mengambil pelajaran. Lanjutan nya bisa jadi masih ada, tentang alur kemana Anusapati bermuara.

 

Salam dari bilik OB.

sumber : Ingatan sejarah, PSPB, Salam cinta untuk semua guru sejarah. Ibuk Nurdiah, Ibuk Aminah, Ibuk Farita. dll. Kisah kitab Pararaton ulasan wiki.

Published by ksatria2610

Aku Adalah Satria Milik Seorang Ksatria, Dimana Semangat Cinta Dan Gelora Jihad Berkolaborasi Melahirkan Azzam Yang Kuat..

11 thoughts on “Tunggul Ametung, Ken Dedes dan Ken Arok [1]

  1. Salam. Saya dari nanang minta izin share gambar tunggul ametung ke video youtube saya….. Kalau anda nggak mengizinkan silahkan ingatkan saya di selodekok@gmail.com atau 082313838768. Terimakasih. Dan maaf atas kelancangan saya

  2. Pararaton isinya mistis supernatural gga bs jd panutan sejarah. Sejarawan indonesia pun meragukannya. Keberadaan Arok Dedes. Dokumentasi arok dedes gga jelas ilmiahnya.

    Analisa sejarah dan sosiologi
    Pararaton pengarang nya bersifat patriotisme thd raja2 jawa dgn mengambil kisah Arok Dedes sbg figur metafora yg diinterpretasikan sbg koalisi persatuan hindu siwa /Arok dan Buddha Mahayana /Dedes.

Leave a comment